Freelancer Pemula? Ini Tips Realistis dari yang Pernah “Nabrak Dinding”

tips freelancer pemula

Waktu pertama kali coba dunia freelance, saya kira bakal gampang.
Bayangan saya: bisa kerja dari rumah, waktu fleksibel, dan nggak perlu stres kayak kerja kantoran.
Tapi ternyata, freelance itu bukan soal gaya hidup bebas—melainkan soal disiplin, keteguhan, dan cara kerja yang terstruktur.

Saya mulai freelance sebagai side hustle di sela-sela kerja utama sebagai Web Content Manager. Modal awal: skill SEO & SEM yang saya pelajari dan praktekkan dari kantor. Tapi untuk menjual ke klien langsung? Itu cerita lain.

Dari pengalaman jatuh-bangun itu, saya ingin berbagi tips praktis untuk kamu yang baru mau mulai jadi freelancer, biar nggak nabrak dinding yang sama seperti saya.

Freelance Itu Bukan Cuma “Kerja Bebas”

Kesalahan awal saya dulu: mengira freelance itu bisa kerja sesuka hati, jam berapa aja.
Padahal, justru karena nggak ada yang ngawasin, kita harus lebih bertanggung jawab terhadap waktu dan hasil.

Sebagai freelancer, kamu harus jadi:

  • Bos yang bikin target

  • Admin yang ngatur jadwal

  • Marketing yang cari klien

  • Dan sekaligus pekerja lapangan yang eksekusi semua tugas

Kalau kamu masih mikir freelance itu enaknya doang, siap-siap stres di awal.

infografis tips freelancer pemula

Mulai dari Satu Keahlian yang Bisa Ditawarkan Sekarang Juga

Waktu baru mulai, saya nggak nunggu sampai bisa semua hal.
Saya fokus ke satu layanan yang memang sudah saya kuasai: menulis artikel SEO dan setup iklan Google Ads.

Daripada ngaku bisa semua tapi setengah-setengah, lebih baik pilih satu dan asah sampai kelihatan hasilnya. Dari situ baru kamu bisa berkembang.

Dapet Klien Pertama dari Fastwork, Begini Ceritanya

Waktu itu saya iseng daftar di Fastwork. Awalnya nggak yakin bisa bersaing karena profil saya masih kosong—nggak ada rating, belum punya klien sama sekali.

Tapi saya tetap optimis. Saya isi profil dengan serius:

  • Deskripsi jelas dan profesional

  • Masukin contoh hasil kerja (meski belum ada klien)

  • Pasang harga kompetitif, tapi tetap layak buat saya

  • Yang paling penting: respon cepat ke semua chat calon klien

Dan bener aja. Dalam seminggu, saya dapet order pertama: riset keyword dan optimasi konten blog.
Project-nya kecil, tapi saya kerjakan all out. Tujuan saya bukan cuan, tapi dapat review bagus dan reputasi awal.

Klien puas, kasih bintang lima. Dari situ, proyek lain mulai masuk—dari SEO on-page, content writing, sampai Google Ads setup.

💡 Insight: Fastwork bisa jadi tempat awal yang bagus buat freelancer pemula, asal kamu niat, siap kerja rapi, dan punya komitmen jaga reputasi.

Jangan Takut Mulai dari yang Kecil (dan Kadang Kelihatan Nggak "Prestise")

Dulu saya pernah ambil project rewrite artikel blog dari klien UKM, bayarannya Rp30 ribu per artikel.
Topiknya? Produk herbal yang saya bahkan belum pernah coba. Tapi saya anggap itu sebagai batu loncatan.

Awalnya memang nggak wah. Tapi dari project kecil itu:

  • Saya belajar memahami struktur konten yang mereka suka

  • Klien puas, lalu minta saya optimasi artikel biar SEO-friendly

  • Di bulan ketiga, mereka minta bantuan pasang Google Ads dengan budget kecil

Dari project remeh, berkembang jadi retainer bulanan.
Bayaran naik, kepercayaan naik, dan saya jadi lebih percaya diri nawarin layanan SEO lengkap.

💡 Insight pribadi:
Kalau saya dulu gengsi ngerjain artikel "murahan", mungkin saya nggak pernah dapet akses ke project Ads dan report SEO yang bayarannya jauh lebih tinggi.

Jadi, untuk kamu yang baru mulai:

Ambil yang kecil dulu, tapi pastikan hasilnya maksimal.
Karena sering kali, klien besar datang setelah kita nunjukin bahwa kita bisa dipercaya di hal-hal kecil.

Pelajari Cara Komunikasi ke Klien (Biar Nggak Jadi Freelancer Serba Salah)

Komunikasi itu soft skill yang krusial.
Awal-awal saya freelance, saya pernah dapat klien yang brief-nya cuma 2 kalimat:

“Tolong bikin artikel tentang tips hemat listrik ya.”

Saya kerjain pakai gaya sendiri, lengkap dengan riset dan optimasi SEO.
Eh pas kirim, katanya kurang “menjual” dan minta gaya bahasa seperti copywriting brand besar.

Padahal itu semua nggak ada di brief awal.

Akhirnya saya belajar untuk selalu konfirmasi brief sebelum mulai kerja, contoh seperti ini:

  • “Apakah artikel ini ingin ditulis seperti blog edukatif, atau copywriting promosi?”

  • “Apakah ada referensi artikel serupa yang Anda suka gaya bahasanya?”

  • “Berapa panjang artikel yang diharapkan? 700 kata? 1000 kata?”

Sekarang saya juga kasih struktur pekerjaan di awal:

  • Harga = sudah termasuk 2x revisi ringan

  • Deadline = maksimal 3 hari kerja

  • Komunikasi via email/WhatsApp only

  • Jika ada tambahan request signifikan = kena penyesuaian biaya

Dan ini saya sampaikan dengan bahasa sopan, tapi tegas. Klien profesional justru senang karena tahu batasannya jelas.

💡 Contoh nyata:
Saya pernah bantu audit iklan Google Ads klien UKM dengan harga promo. Di awal, saya jelaskan:

“Paket ini hanya mencakup audit + saran optimasi, tidak termasuk eksekusi atau optimasi rutin.”

Karena komunikasi saya jelas, klien malah puas dan upgrade ke paket bulanan.

Gunakan Tools Dasar Freelancer

Nggak perlu ribet. Cukup siapkan:

  • Notion: untuk task list & project tracking

  • Google Docs: buat laporan & hasil kerja

  • Toggl: lacak waktu kerja

  • Canva: desain ringan kalau perlu

  • Google Ads, Ahrefs, Search Console: untuk proyek SEO/SEM

Tools ini bantu kamu kerja lebih rapi dan profesional, meski masih kerja dari kamar.

Bangun Portofolio Online Pelan-Pelan

Saya mulai dari bikin blog pribadi & pakai Google Drive buat portofolio PDF.
Biar klien bisa lihat contoh kerja saya.

Kamu nggak perlu tunggu proyek gede dulu.
Tulis studi kasus dari project pribadi, artikel blog, atau simulasi setup Ads. Yang penting ada bukti kamu ngerti apa yang kamu tawarkan.

Jangan Terjebak Harga Murah Selamanya

Harga awal boleh murah buat narik klien pertama.
Tapi setelah punya portofolio & review, kamu harus belajar naikin tarif.

Saya dulu mulai dari Rp50 ribu per artikel. Sekarang bisa dapet Rp750 ribu–Rp1 juta untuk layanan serupa, karena klien tahu hasilnya.

Jangan takut naikin harga kalau value kamu memang naik.

Freelancer Fleksibel Itu Mitos, Kalau Nggak Punya Struktur

Jam kerja bebas bukan berarti kerja semau hati.
Saya tetap punya jadwal kerja pribadi:

  • Pagi = kerja fokus 2–3 jam

  • Siang/sore = meeting, revisi, admin

  • Malam = backup kerjaan ringan atau quality control

Tanpa struktur, kamu bakal capek sendiri dan hasil kerja nggak maksimal.

Freelance Itu Jalan Panjang, Tapi Layak Dijalani

Kalau kamu baru mau mulai freelance, jangan kejar instan.
Bangun sistem, pelajari klien, jaga kualitas kerja.

Freelance itu bukan pelarian dari kerja kantoran, tapi cara lain untuk berkembang—dengan caramu sendiri.

Mulai aja dulu. Tapi jangan berhenti belajar & berkembang.

Semoga tips ini bantu kamu yang baru mulai jadi freelancer.
Kalau mau tanya-tanya, atau pengen tahu topik seputar SEO & Ads untuk pemula, boleh kontak saya kapan aja!